Menonjolkan kekuatan dan kelebihan kita pada tahap awal memulai pembicaraan sepertinya sudah umum kita dilakukan, apalagi dalam proses perundingan dengan pihak lain. Rasanya sulit untuk mempertimbangkan pendapat pihak lain, apalagi berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh pihak lain. Belum lagi ketika telah ada perasaan terluka atau sakit hati atau dendam yang berkepanjangan karena peristiwa masa lalu yang tak tuntas terselesaikan.

Situasi demikian merupakan posisi yang sulit dihindarkan ketika kita dalam kondisi berkonflik atau bersengketa dengan pihak lain. Maka disinilah letak kegagalan perundingan yang banyak terjadi.

Untuk itu yang mesti disadari ketika kita pada pihak yang demikian, yaitu berupaya kembali pada apa yang menjadi kepentingan atau hasil akhir yang mau dicapai, dan mulailah beralih pada cara pikir taktis dan strategis yang berorietasi ke depan. Berupayalah meninggalkan hal-hal yang bisa membuat kita larut hanya pada kejadian masa lalu, dan fokuslah pada kepentingan yang rasional dapat diraih untuk menjawab kondisi masa kini dan masa depan.

Salam Damai Harmoni

Leave a Comment